<><><><><><><><><><>
Muhammad Rasulullah
<><><><><><><><><><>
Bagian 6
Taken from :
Muhammad dimata tokoh Hindu
(Muhammed The Prophet of Islam)
oleh : Prof. K.S. Rama Krishna Rao,
Kepala jurusan Filsafat pada Akademi Kesenian Maharani, Mysore-India.
Diterjemahkan oleh : Luthfi B.
Penerbit : H.I. Press Indonesia - September 1994
------------------------------
Tuhan, Tiada sesuatupun Yang Setara dengan Dia
******************************
Tetapi bagaimana keyakinan yang benar (iman) beserta perbuatan yang benar secara serentak berjalan dan menghasilkan kepuasan sempurna ?
Disinilah letak ajaran Islam, yaitu keEsaan Tuhan. Tidak ada Tuhan yang lain melainkan Allah, yaitu Tuhan yang Tunggal dalam segala bidangNya.
Inilah titik sumbu seluruh ajaran dan praktik Islam.
Dia, Tuhan adalah unik dan tidak hanya keberadaanNya yang berkenaan dengan sifat-sifat ke TuhananNya.
Berkenaan dengan sifat-sifat Tuhan, Islam disatu pihak menghindarkan pandangan terhadap Tuhan yang membebaskan makhlukNya menakwilkan setiap sifatNya
Dengan kata lain, Qur'an menyampaikan tak ada satupun yang menyamai-Nya dan disamping itu menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang Maha Melihat,
Dia, Tuhan adalah Raja tanpa noda kesalahan dan kekurangan, bahtera hebat dari kekuasaan-Nya mengapung diatas samudera keadilan dan hak menuntut keadilan.
Dia adalah Tuhan pengasih, Pemurah dan Pelindung atas segala-galanya. Islam tidak berhenti dengan pernyataan positif ini, tetapi lebih jauh menambahkan ciri-ciri/karakteristik yang paling khusus, aspek negatif dari problem/permasalahan.
Dia adalah Tuhan yang memperbaiki setiap kerusakan, tak seorangpun yang mampu memperbaiki kerusakan.
"Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa". Allah tempat bergantung segala sesuatu, Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada satu pun yang setara dengan Dia." (QS. 112:1-4)
Berkenaan dengan kedudukan manusia didalam hubungannya dengan alam semesta, Qur'an menegaskan :
"Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar diatasnya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. 45:12-13)
Tetapi dalam hubungannya dengan Tuhan, Qur'an menyatakan :
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. 67:2)
Meskipun manusia menikmati kemauan mereka secara bebas untuk beberapa keluasan/tingkatan, setiap manusia dilahirkan dan selanjutnya hidup dalam situasi dan kondisi tertentu diluar kontrolnya.
Berkenaan dengan itulah, Tuhan menurut agama Islam : 'Adalah kehendak-Ku penciptaan manusia dengan segala kondisinya.
Cara-Ku menguji berbeda-beda dari orang ke orang, dari waktu kewaktu. Dalam kesengsaraan jangan mengambil jalan yang tidak benar.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ?
Didalam kemakmuran jangan melupakan Tuhan, pemberian Tuhan diberikan hanya sebagai amanah, kita selalu dalam cobaan, setiap saat diuji.
Janganlah beranggapan bahwa kehidupan sementara didunia ini adalah akhir keberadaan manusia.
Kehidupan setelah kematian adalah mata rantai yang berhubungan, suatu pintu yang membuka realitas yang tersembunyi dari kehidupan.
"Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), & utusan-utusan (malaikat-malaikat)
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun.
Kita mengenal beberapa jalan Tuhan, tetapi banyak jalan-Nya tersembunyi dari kita.
Apa yang tersembunyi dari kita didunia ini akan terbuka dan berada dihadapan kita kelak.
Mereka yang saleh akan berjalan kedepan mencapai tingkatan evolusi yang lebih tinggi.
Hati-hati, ini adalah siksaan yang mengerikan, penderitaan fisik adalah menyiksa namun kita dapat menahannya, tapi neraka adalah tempat penyiksaan spiritual,
Mencapai tingkatan berikutnya ketika dia menyalahkan jiwa didalam hati nurani yang dibangunkan dan jiwa ingin sekali mencapai keunggulan moral dan bangkit menentang ketidak patuhan. Ini akan mengajak kita pada tingkat akhir dari jiwa yang tenang, puas dengan Tuhan, menemukan kebahagiaan dan kesenangan dengan rahmatNya. Jiwa tidak lagi tersandung.
Kepribadian kita akan mendapatkan keterpaduan sekitar pusat inti kepatuhan kepada Tuhan dan sempurna menyerah pada maksud yang bersifat ke-Tuhanan.
"Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
0 Comments:
Post a Comment