Terdapat riwayat yang shahih bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan Mufattan (penuh cobaan), Tawwab (senang bertaubat), dan Nassaa’ (suka lupa), (tetapi) apabila diingatkan ia segera ingat“.(Silsilah Hadits Shahih No. 2276).
Aku tahu, ucapan Nabi ini selalu melekat pada diriku, menjadi tabi’atku dan selalu menghampiri diriku di mana saja dan kapan saja aku berada. Cobaan dan ujian, taubat, lalai…inilah sifatku…! Namun, jika aku diingatkan, akan nistalah aku jika aku tiada mengindahkan…
Mufattan
Aku sadar, dengan ujian ini Allah menghendaki mengangkat imanku, memperkuat keyakinanku dan mendorong semangatku untuk memaniskan munajatku pada Ar Rahman Sang Rabbul ‘Alamin. Dia tahu, aku telah melalaikannya, telah melupakannya dan telah menduakan mahabbah, khauf dan raja’ku kepada selain-Nya. Namun dengan sayang-Nya, Dia menahan adzab-Nya dan mendahulukan teguran-Nya. Ya Allah…pantaskah jika aku tiada bersyukur kepada-Mu…???
Menurut sebuah riwayat dalam shahih al Bukhari dan shahih Muslim, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Perumpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok yang lentur diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya datang. Sedangkan perumpamaan seorang munafik, ibarat sebatang pokok yang kaku, tidak bergeming oleh terpaan apapun hingga (ketika) tumbang, tumbangnya sekaligus”.(Al Bukhari : Kitab Al-Mardha, Bab I, Hadits No. 5643, Muslim No. 7023, 7024, 7025, 7026, 7027).
Aku mohon pada Allah agar Dia menjadikanku kembali sadar tatkala aku berbuat ingkar…Aku mohon pada Allah agar Dia menjadikanku kembali teguh tatkala aku rapuh…Aku mohon pada Allah agar Dia menjadikanku kembali istiqamah saat hatiku melemah…
Dan aku mohon pada Allah agar Dia menjadikanku bersyukur tatkala yang lain kufur…
Tawaab Nasiyy
Aku sadar, tak selamanya aku sabar… Aku sadar, tak selamanya aku teguh…Aku sadar, tak selamanya aku istiqamah…akan tetapi Aku haturkan doa ini, berharap pintu langit terbuka atasnya…Agar selalu Ia buka pintu taubat bagi hamba-Nya yang terlupa…Ya Allah, jaga-lah hamba…sebagaimana engkau menjaga hamba - hamba-Mu yang telah menemui-Mu dengan ridha-Mu…
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar”. (QS. Thaha : 82).
Apabila Diingatkan, Ku Sohon Segera Ingat.
Beginillah keadaan diri ini…
Namun ku berharap…
Bila aku diingatkan tentang ketaatan, maka ku segera bergegas melompat kepadanya, bila alu diingatkan tentang kemaksiatan, maka ku segera bertaubat daripadanya, bila aku diingatkan tentang kebenaran, maka ku segera melaksanakannya, dan bila aku diingatkan tentang kesalahan maka aku segera menjauhi dan meninggalkannya.
Aku mohon pada Allah Sang Pembolak - balik hati…agar Dia tidak menjadikanku sombong, tidak menjadikanku besar kepala, tidak menjadikanku congkak dan tidak tinggi hati…
Akan tetapi, yang sealu aku pinta padaNya…
Aku mohon padaNya kerendahan hati kepada saudara-saudaraku, lemah lembut kepada sahabat-sahabatku, dan ramah tamah kepada teman-temanku, sebab aku tahu inilah jalan Ahlul Haq (pengikut kebenaran) dan jalannya kaum mukminin yang shalihin…
Terhadap diriku, aku mohon padaNya berbatin jujur serta berpenampilan luhur, sedangkan terhadap orang lain aku mohon padaNya berperasaan lembut dan berahlak mulia, bersuri tauladan kepada insan teladan paling sempurna yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah diberi wasiat oleh Rabb-nya dengan firman-Nya :
“Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka …..”. (QS. Ali Imran : 159).
Terima Kasih Ya Allah, kau perjalankan aku menuju masjidmu di malam 29 Ramadhan-Mu
Bersama saudara - saudaraku, terucap semua pinta dan harapku…
Ya Allah, berikan yang terbaik untukku dan untuknya…
Ya Allah, jadikan yang terindah bagiku dan baginya…
Seandainya aku dan dia akan bertemu, maka pertemukan aku dalam bingkai ridha-Mu…
Seandainya aku dan dia harus berpisah, maka pisahkan aku dalam bingkai ukhuwah…
Walhamdulillahi ‘ala kulli hal…ya rabbul ‘alamin!
Didit Fitriawan, 29 Ramadhan 1429 H.
0 Comments:
Post a Comment