Ahlan Wa Sahlan

IQRO ( BACALAH )

Bacalah dirimu, Bacalah dari apa engkau dijadikan

Bacalah kejadian demi kejadian, Bacalah masa lalu, dan apa-apa yang ditinggalkan, Bacalah masa kini, dan apa-apa yang ada disekitarmu, Bacalah masa yang akan datang dan apa-apa yang akan dan tentu terjadinya.

Sungguh ALLOH telah memberimu berlimpah-limpah, dan tegak kanlah kebenaran itu dengan daya juang yang tak kenal payah dan henti ( sabar),......................

Selamat datang ana ucapkan kepada akhi dan ukhti, semoga apa yang tertulis di blog ini bermanfaat bagi kita dalam menSyiarkan Islam, serta sebagai media bagi kita untuk saling bersilaturahmi.

Kritik dan saran dapat di sampaikan ke is.majid@gmail.com

Wassalam

AddThis

Bookmark and Share

Jumat, 10 Juli 2009

Arti Sebuah Kematian

Oleh : M Lutfi Ghozali

MATI bukan MATI, melainkan PINDAH ALAM, dari ALAM FANA kepada ALAM KELANGGENGAN.
Manusia mempunyai dua ruh. Pertama RUH yang dikeluarkan dari sulbi Nabi Adam AS di alam ruh dan kedua RUH yg ditiupkan Malaikat di dalam janin yang ada dalam rahim seorang Ibu.

1. Ruh Pertama. Allah berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آَدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",(QS. al-A’raaf/172)

Ruh yang pertama ini adalah RUH yang pernah di-syahadat oleh Allah di alam RUH: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". RUH itulah yang dimaksud Nismatul Adamiyah, sebagai HAKEKAT MANUSIA atau JATI DIRI MANUSIA yang disebut LATHIFATUR RABBANIYAH. Adanya persaksian (bai’at) pertama di ALAM RUH itu terbukti dengan ditandai kecenderungan setiap manusia untuk mencari Tuhan.

Setiap manusia pasti cenderung ingin mencari tahu siapa Tuhanya, untuk itu para Nabi dan Rasul diturunkan di dunia. Mereka itu dibekali WAHYU TUHAN untuk membimbing manusia supaya pengembaraan ruhaniah tersebut dapat dilakukan di jalan yang benar. Menemukan TUHAN yang sebenarnya TUHAN, yakni TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH, ... bukan TUHAN SEMU, hasil gotak-gatuk akal pikiran dan angan-angan manusiawi. Namun sayangnya, sebagian manusia malah menuduh ajaran Rasul Muhammad SAW sebagai Agama Import …. ?? Lagi-lagi soalnya ya karena manusia itu ……

مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآَبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS.Yusuf/ 40)

Apabila pencarian itu tidak dilandasi ilmu yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasul yang kemudian dilanjutkan oleh para Ulama’ pewaris Nabi, maka kecenderungan orang mencari tuhan itu terjebak dengan imajinasinya sendiri. Mengikuti mitos-mitos leluhur yang tidak didasari dengan ILMU TUHAN, maka akibatnya: bintang, bulan matahari, pohon, batu, gunung, api, dan bahkan bagian anggota tubuhnya sendiri dipuja dan disembah, dikira itu tuhan mereka. Keadaan seperti itu digambarkan Allah di dalam tahapan perjalanan ruhaniah Nabi Ibrahim AS melalui firman-Nya:

“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin - Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam" - Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat" - Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan - Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. (QS. al-An’am; 75-79)

2. Ruh Kedua. Allah berfirman:

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (72) فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (73) إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". - Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya.- kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir”.(QS.Shood/72- 74)

a). Mengambil kesimpulan dari ayat di atas; jika ada orang tidak mau taat kepada para Nabi dan Rasul, berarti bisa jadi mereka itu mewakili fungsi Iblis di dunia.

b). Ruh kedua ini bukan RUH TUHAN sebagaimana yang dikira orang-orang yang tidak mendasari keyakinan hatinya dengan ILMU TUHAN. Ruh ini adalah Ruh kepunyaan Allah yang dipinjamkan kepada manusia dalam waktu terbatas. Ruh kedua ini gunanya untuk menghidupi jasad kasar yang asal kejadiannya dari debu kemudian menjadi tulang dibungkus daging dengan segala sarana kehidupan yang ada di dalamnya. Dengan Ruh kedua ini, Ruh pertama sebagai JATI DIRI manusia dapat menggunakan jasad kasar tersebut untuk mengaktualisasikan pengabdiannya kepada Allah. Ketika masa kontraknya habis, maka Ruh kedua ini dicabut kembali dari jasad tersebut sehingga jasad itu menjadi mati dan dikubur lalu kembali menjadi tanah.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (57) وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan - Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal”.(QS.al-Ankabut/ 57-58)

Adapun RUH yang pertama itu, sebagai JATI DIRI MANUSIA akan melanjutkan tahapan hidupnya di ALAM BARZAH, menerima balasan dari segala amal perbuatannya selama hidup di ALAM DUNIA. Sejak diciptakan di alam ruh JATI DIRI MANUSIA itu akan hidup untuk selama-lamanya, hanya saja kehidupan tersebut harus melalui beberapa tahapan kehidupan sebagaimana yang sudah ditentukan Allah Ta'ala sebagai SANG PENCIPTA TUNGGAL yang MAHA PERKASA. Pertama di ALAM RUH, kedua di ALAM RAHIM, ketiga di ALAM DUNIA, keempat di ALAM BARZAH dan selanjutnya abadi di ALAM AKHIRAT.

Jadi, yang dimaksud MATI bukan berarti putusnya kehidupan sehingga manusia dipisahkan dari yang dicintai, melainkan JATI DIRI manusia itu sudah waktunya harus perpindahan alam, meninggalkan alam FANA menuju alam KELANGGENGAN untuk melanjutkan tahapan hidup, menerima balasan dari segala amal perbuatan selama hidup di dunia sehingga Manusia itu menjadi orang beruntung, dalam arti mencapai kebahagiaan hakiki yang SELAMA INI dicari dengan mendapatkan ridho Tuhannya di surga, namun itu manakala perjalanan “SEJATINING MENONGSO” berhasil mencapai MATI DI DUNIA dalam keadaan BERIMAN kepada Allah dan rasul-Nya. TUHAN yang pernah men-syahadat dirinya dahulu di alam Ruh dan melaksanakan KEIMANAN tersebut dengan AMAL SHOLEH. Apabila manusia ingkar kepada Penciptanya, dalam arti tidak mau berbuat taat untuk mengikuti ajaran Rasul Muhammad SAW, Agama yang telah menyempurnakan ajaran Agama terdahulu, maka mereka itu akan mendapat siksa di Neraka Jahannam selama-lamanya akibat keingkaran hatinya sendiri.

0 Comments: