Mengenai Makanan, Rasulullah SAW tidak terbiasa makan dari satu jenis makanan saja dan tidak memakan yang lain. Karena hal ini sangat membahayakan kekuatan tabiat tubuh. Jadi, selalu mengkhususkan diri pada satu jenis makanan -meskipun makanan tersebut adalah yang terbaik- dapat menimbulkan ancaman dan membahayakan.
Daging Kesukaan Rasulullah.Beliau senang makan daging, dan daging yang paling disukainya adalah paha dan bagian depan kambing.
Dhuba'ah binti Az-Zubair menyebutkan bahwa ia pernah menyembelih seekor kambing dirumahnya. Kemudian Rasulullah SAW mengutus seseorang kepadanya. Utusan tsb mengatakan, "Berilah kami makan dari kambing kalian." Dhuba'ah pun mengatakan, "Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali tinggal leher. Dan sungguh, saya malu jika harus mengirimkannya kepada Rasulullah SAW" Akhirnya utusan tsb kembali dan memberitahukannya kepada Rasulullah SAW. Maka beliau berkata, "Kembalilah kepadanya dan katakan kepadanya, "Antarkan saja leher tersebut, karena itu adalah penunjuk kambing, lebih dekat pada kebaikan dan paling jauh dari penyakit" (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Tidak diragukan bahwa daging kambing yang paling ringan (jauh dari penyakit) adalah daging leher, daging paha dan lengan atas.
Roti dan Lauknya.Beliau juga makan roti yang disertai lauknya jika ada. Terkadang beliau memakan roti dengan lauk daging dan mengatakan, "Ini adalah makanan terbaik para penduduk dunia dan penghuni akhirat" (HR Ibnu Majah)
Adakalanya beliau memakannya dengan lauk semangka atau kurma. Beliau menggunakan kurma untuk menambah kelembaban pada gandum. Beliau mengatakan, "Ini lauknya ini" (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Dalam beberapa hadits ini terdapat pelajaran mengenai pengaturan menu makan dan komposisinya. Roti gandum mempunyai sifat dingin dan kering, sedangkan kurma -berdasarkan pendapat yang paling kuat- mengandung kelembaban. Sehingga memasangkan roti gandum dengan kurma merupakan penyajian menu yang paling tepat, terutama bagi mereka yang telah terbiasa dengan sajian menu tersebut, seperti penduduk Madinah.
Kombinasi Makanan.Diantara cara Rasulullah SAW mengatur menu makannya dan apa yang dimakannya adalah bahwasanya beliau sama sekali tidak pernah menyatukan antara susu dengan ikan, atau susu dengan makanan yang asam rasanya. Beliau juga tidak menggabung antara 2 makanan yang sama-sama panas atau sama-sama dingin, 2 makanan yang sama-sama liat, 2 makanan penyebab kerut dan sembelit, mencairkan atau membuat diare, terlalu keras, terlalu lembek, Pun, beliau tidak menyatukan 2 makanan yang tidak mungkin bertemu dalam 1 campuran, 2 makanan yang berbeda seperti makanan yang menyebabkan sembelit dengan makanan yang menyebabkan diare, yang cepat dicerna dengan yang sangat lambat untuk dicerna, makanan yang dibakar dengan makanan yang direbus, yang segar dengan dendeng, susu dengan telur, atau pun daging dengan susu.
Beliau tidak memakan makanan yang sangat panas, juga tidak memakan makanan yang disimpan yang dapat dihangatkan besok (makanan kemarin). TIdak pula memakan makanan yang sudah basi dan asin atau kecut seperti asinan dan semacam cuka dan sangat asin. Semua makanan ini sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan sakit dan membuat tubuh tidak seimbang.
Penetralan Makanan.Ancaman bahaya dari suatu makanan dapat dinetralkan dengan beberapa makanan yang lain jika memungkinkan. Panasnya suatu makanan dapat dinetralkan dengan dinginnya makanan yang lain. Keringnya suatu makanan dapat disandingkan dengan lembabnya makanan yang lain. Demikian yang pernah beliau lakukan pada mentimun dan kurma ruthab. Sebagaimana beliau memakan kurma dengan mentega atau minyak samin. Beliau pernah minum air kurma untuk melembutkan makanan yang keras atau mempunyai rasa tajam.
Perintah untuk Makan Malam.Rasulullah SAW memerintahkan agar kita makan diwaktu sore atau malam meskipun hanya berupa segenggam kurma. Beliau mengatakan, "Meninggalkan makan malam adalah kepikunan" (HR Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Tidak Makan Saat Hendak Tidur.Abu Nu'aim menyebutkan bahwasanya Rasulullah SAW melarang makan ketika hendak tidur. Disebutkan pula bahwa makan saat hendak tidur akan membuat hati menjadi keras.
Karena itulah para dokter menyarankan orang-orang yang membpunyai kepedulian menjaga kesehatan untuk berjalan beberapalangkah setelah makan malam, meskipun hanya seratus langkah, dan tidak langsung tidur setelah makan. Sebab hal ini sangat membahayakan kesehatan.
Wallahua'lam
Diringkas dari Zadul Ma'ad, karangan Ibnu Qayyim.
0 Comments:
Post a Comment