Ahlan Wa Sahlan

IQRO ( BACALAH )

Bacalah dirimu, Bacalah dari apa engkau dijadikan

Bacalah kejadian demi kejadian, Bacalah masa lalu, dan apa-apa yang ditinggalkan, Bacalah masa kini, dan apa-apa yang ada disekitarmu, Bacalah masa yang akan datang dan apa-apa yang akan dan tentu terjadinya.

Sungguh ALLOH telah memberimu berlimpah-limpah, dan tegak kanlah kebenaran itu dengan daya juang yang tak kenal payah dan henti ( sabar),......................

Selamat datang ana ucapkan kepada akhi dan ukhti, semoga apa yang tertulis di blog ini bermanfaat bagi kita dalam menSyiarkan Islam, serta sebagai media bagi kita untuk saling bersilaturahmi.

Kritik dan saran dapat di sampaikan ke is.majid@gmail.com

Wassalam

AddThis

Bookmark and Share

Rabu, 26 September 2007

Tegurlah dengan Cinta

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan, tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat sifat yang baik itu tidak akan dianugerahkan melainkan kepada orang orang yang mempunyai keberuntungan besar.”( QS, Fushshilat :34)

“Tolong lah saudaramu ketika ia berbuat dzalim maupun di dzalimi, apa bila dia dzalim, cegahlah dengan perbuatannya, bila dia di dzalimi, upayakan agar dia menang.” (HR Al-Bukhari)

Indahnya hidup bersama Islam. Semua menjadi begitu bermakna. Tak ada yang sia sia. Itulah keindahan ketika seorang hamba berbagi rasa dengan saudaranya sesama mukmin. Tak ada benci, tak ada caci. Semua terbingkai dalam untaian rahmat. Tak ada manusia yang sempurna. Sebagaimana, tak ada manusia yang selalu berbuat salah, selalu ada celah dimana cahaya hidayah bisa merambat pelan, tapi pasti. Ketika itulah seorang merasakan indahnya sebuah persaudaraan. Indahnya hidup dalam naungan Islam. Baik buruk seseorang kadang terlihat jelas dari orang lain.

Tidak semua orang mampu menemukan kekurangan dirinya sendiri. Karena banyak sebab, orang selalu merasa benar. Di antara sebab itu, dominasi ego yang kuat. Dominasi ini bisa menjurus pada kesombongan : menolak kebenaran, dan mengecilkan keberadaan orang lain, perilaku ini tidak di sukai Rasulullah saw “ Ada tiga hal yang bisa membinasakan, yaitu, hawa nafsu yang di turuti, kekikiran yang di pelihara, dan selalu membanggakan diri.” (HR Athabrani dan Anas).

Selalu merasa baik dan benar itulah yang kerap membuat manusia terus berkubang dalam Lumpur kesalahan. Tidak adanya teguran kian membuat orang seperti itu terus tenggelam dalam kesalahan. ALLAH Swt berfirman : “ Telah dekat hari hisab manusia, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling.” (QS.Al-Anbiyaa :1)

Mau tidak mau, orang butuh orang lain untuk menemukan yang mungkin melekat. Setiap orang butuh teguran. Dari teguran itulah kebengkokan itu bisa di luruskan.

Lindungi saudara kita dari kedzaliman diri sendiri. Seorang manusia bukan hanya bisa mendzalimi orang lain, tetapi juga bisa mendzalimi dirinya sendiri.

Pendzaliman ini muncul ketika terjadi penyimpangan dari ketentuan ALLAH terhadap diri nya sendiri. Dan penyimpangan ini akan merusak fisik, pikiran, dan moral diri pelaku. Bentuknya banyak ; mencoba narkoba, minuman keras, judi, zina, dsb.

Kecenderungan buruk ini muncul karena beberapa sebab, Pertama meredupnya iman dalam hati adalah diantara sebab itu. Ketika keimanan mulai menipis, rasa malupun mulai pergi, orang jadi tidak sungkan melakukan keburukan. Kedua, belum tahu dampak buruknya, seperti apa tersiksanya orang kecanduan narkoba, sama sekali belum terpikir. Ketiga, korban lingkungan, orang yang seperti ini lemah pendirian, ia gampang ter ombang ambing pengaruh.

Saat itulah, seseorang butuh penyelamatan. Orang seperti ini jangan di jauhi, justru harus lebih didekati, ia butuh setrum baru berupa keamanan dari orang lain. Dari sinilah, rasa malunya pun mulai pulih. Malu pada diri sendiri, lingkungan, dan tentunya kepada ALLAH Swt.

Begitupun dengan komunikasi, pendekatan membuahkan transformasi pemikiran, disitulah adanya saling mempengaruhi. Kalau pendekatan dilakukan dengan kesiapan ilmu,akan terjadi serapan pemahaman baru dari sipelaku tentang dampak buruk sebuah kebiasaan Negative. Pemahaman membentengi diri dari perilaku buruk.

Kebaikan buat saudara tidak selalu yang di senangi, disinilah diantara kelemahan manusia, kadang seorang bisa terperangkap emosi diri sendiri.

Karena sayang, seseorang tidak tega menegur saudaranya. Ia khawatir saudaranya akan tersinggung, marah dan kemudian menjauh.

Padahal, tidak semua ungkapan kebaikan terasa menyenangkan, persis seorang ibu menyuruh anak nya mium obat. Si ibu akan memaksa kalau si anak menolak, bahkan tidak ragu memberikan hukuman, semua demi kebaikan si anak. Begitupun dalam hubungan persaudaraan islam,Tegur memang terasa menyakitkan, pahit.

Buat ego tertentu teguran bermakna usikan atau gangguan terhadap kesempurnaan diri seseorang, dsb, terlebih ketika objek teguran seorang atasan, bos atau senior aktivis dakwah.

Namun, itulah ungkapan terindah dari seorang saudara yang saling mencintai karena ALLAH, ia tidak akan rela melihat peri laku saudaranya yang bengkok. Apapun akan di lakukan, meski harus di tegur.

Boleh jadi, pahitnya teguran terasa sesaat, Cuma sebentar, selebihnya saudara kita akan kembali sehat.

Tegur saudaramu dengan energi cinta. Kadang cara sentuhan bisa mengalahkan bobot yang di sentuh. Seberat apapun isi teguran dikemas dengan tampilan yang ramah, bersahabat, akan punya pengaruh yang dalam. Sentuhan yang baik bisa menumbuhkan kepekaan orang yang di sentuh. Karena diantara dampak dari sebuah penyimpangan meredupnya kepekaan nurani seseorang.

ALLAH Swt berfirman : “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat sifat yang baik itu tidak akan dianugerahkan melainkan kepada orang orang yang mempunyai keberuntungan besar.”(QS.Fushilat :34 ).

Sentuhan teguran yang baik sulit lahir dari orang yang menegur sebatas menunaikan kewajiban. Terlebih jika teguran dari hati yang kurang ikhlas, teguran menjadi begitu berat, menjatuhkan, kalau sudah begitu, respon yang muncul akan berbentuk perlawanan. Bukan simpati dan kesadaran.

0 Comments: