<><><><><><><><><><><><>
Muhammad Rasulullah
<><><><><><><><><><><><>
Bagian 4
Taken from :
Muhammad dimata tokoh Hindu
(Muhammed The Prophet of Islam)
oleh : Prof. K.S. Rama Krishna Rao,
Kepala jurusan Filsafat pada Akademi Kesenian Maharani, Mysore-India.
Diterjemahkan oleh : Luthfi B.
Penerbit : H.I. Press Indonesia - September 1994
------------------------------
As-Sadiq Yang Jujur & Muhammad yang terbesar
******************************
Kepribadian Muhammad begitu kaya, merupakan hal yang sulit untuk mengungkapkan sekaligus seluruh kenyataan dari kepribadian Muhammad.
Muhammad sebagai Nabi, Muhammad sebagai Prajurit, Muhammad sebagai Pengusaha, Muhammad sebagai Pengkhotbah (Da'i), Muhammad sebagai Negarawan, Muhammad sebagai Filosofi, Muhammad sebagai Pembaharu, Muhammad sebagai Pelindung anak yatim, Muhammad sebagai Pembela budak, Muhammad sebagai Pembebas wanita, Muhammad sebagai hakim, Muhamamd sebagai Orang suci, Muhammad sebagai seorang Ilmuwan, didalam semua peran yang mulia ini & didalam semua aktivitas kemanusiaan, beliau benar-benar seorang pahlawan.
Hidupnya dimuka bumi ini dimulai dengan ketidak berdayaan anak yatim.
Martabat raja/penguasa Jazirah Arabia yang merupakan ketinggian kekuasaan material mengakhiri hidupnya dari seorang anak yatim, seorang pengungsi yg teraniaya, kemudian menjadi maharaja - rohani dan duniawi - bagi seluruh bangsa dan sebagai juri nasibnya, dengan segala cobaan dan naungannya, turun dan naiknya,
Jika misalnya kebesaran seseorang tercapai karena sukses membangkitkan suatu bangsa yang hanyut dalam kebiadaban dan terbenam didalam kegelapan moral
Jika kebesaran terletak didalam penyatuan unsur masyarakat yang penuh pertentangan dengan ikatan persaudaraan dan kemurahan hati, Nabi dari gurun pasir ini memiliki setiap hak untuk martabat itu.
Jika kebesaran tercapai karena perbaikan balutan dalam ketakhayulan yang menghinakan dan setiap jenis praktek-praktek yang merusak, Nabi agama Islam telah memusnahkan takhayul-takhayul dan ketakutan yang tidak logis dari jutaan hati manusia.
Jika kebesaran terletak pada pertunjukan ketinggian moral, Muhammad telah diakui oleh sahabat dan musuhnya sebagai Al-Amin dan As Sadiq yang terpercaya
Jika seorang penakluk adalah seorang pemimpin yang agung, beliaulah orang yang muncul dari seorang anak yatim yang malang danmakhluk sederhana menjadi penguasa Arabia menyamai Cyrus (Kisra) dan Julius Caesar. Beliaulah seorang yang telah mendirikan kerajaan besar hingga bertahan 14 abad.
Jika kesetiaan kepada pemimpin sebagai patokan kebesaran, nama Nabi hingga saat ini mempunyai daya tarik atas jutaan jiwa yang tersebar diseluruh dunia.
Jika keagungan tujuan, kesempitan sarana dan hasil yang menakjubkan adalah tiga kriteria kejeniusan manusia, siapa yang berani membandingkan manusia yang memiliki kebesaran didalam sejarah modern dengan Muhammad ?
Orang-orang paling terkenal menciptakan tentara, hukum dan kekaisaran semata. Mereka mendirikan apa saja, tidak lebih dari kekuatan material yang acapkali hancur didepan mata mereka sendiri.
Orang ini, Muhammad, tidak hanya menggerakkan bala tentara, rakyat dan dinasti, mengubah perundang-undangan, kekaisaran.
Berdasarkan sebuah kitab, yang setiap ayatnya menjadi hukum, dia menciptakan kebangsaan beragama yang membaurkan bangsa-bangsa dari setiap jenis bahasa
Ke-Esaan Tuhan, diproklamirkan ditengah-tengah keletihan teologi yang menakjubkan, didalam dirinyalah bagaikan suatu keajaiban diatas ucapan bibirnya, menghancurkan semua ketakhayulan yang ada.
Ibadah Shalatnya yang tiada pernah terputus, suatu percakapan mistik dengan Tuhannya, kematiannya dan kemenangannya setelah wafat, semua itu membuktikan bukan sebagai suatu penipuan, tetapi merupakan suatu pendirian yang teguh, yang memberinya kekuatan untuk memulihkan dogma.
Dogma ini adalah dua kali lipat, Keesaan Tuhan dan Immaterialitas Tuhan; yang pertama mengungkapkan apa Tuhan, kedua pengungkapan Tiada Tuhan yang lain.
...'Ahli filsafat, ahli pidato, Rasul, pembuat undang-undang, prajurit, penakluk ide-ide, yang membenahi keyakinan rasional dari suatu cara pemujaan tanpa perantara, pendiri dua puluh kerajaan dunia sekaligus sebuah kerajaan akhirat. Itulah Muhammad.
Sebagaimana semua standardt dengan apa kebesaran manusia diukur, kita dengan baik bertanya, adakah seorang yang lebih besar dari pada beliau ?"
(Lamartine, historie de la turque, Paris 1854, vol.ii p.276-277)
Nabi yang Buta Aksara
***************************
Beliau tidak belajar ilmu filsafat disekolah Athena atau Roma, Persia, China atau India. Tetapi beliau dapat memproklamirkan kebenaran yang tertinggi dari nilai abadi kepada umat manusia.
Dirinya buta aksara tetapi beliau dapat berbicara dengan kefasihan lidah dan kegairahan untuk menggerakkan manusia menangis dalam kegembiraan.
Manusia berbakat dengan kejeniusan berkhutbah adalah jarang.
Termasuk Descartes, memasukkan Muhammad sebagai pengkhutbah yang sempurna diantara pengkhutbah-pengkhutbah yang jarang didunia.
Hitler dalam bukunya, 'Mein Kamp' menyatakan pandangan serupa.
'Seorang teoritikus besar jarang menjadi seorang pemimpin besar. Seorang agitator jauh lebih mungkin memiliki kualitas ini, dia akan selalu menjadi seorang pemimpin yang lebih baik, karena kepemimpinan berarti kemampuan untuk menggerakkan massa manusia.
Bakat untuk menghasilkan cita-cita tidak mempunyai kesamaan dengan kemampuan untuk kepemimpinan.
Perpaduan dari teoritikus, organisatoris dan pemimpin dalam diri satu orang merupakan fenomena yang paling jarang dibumi ini, dan disitulah terletak kebesaran.'
Dalam diri Muhammad, dunia telah menyaksikan fenomena yang paling jarang diatas bumi, berlangsung sebagai suatu kenyataan.
'Seorang yang miskin, berjuang tanpa fasilitas, tidak goyah oleh kerasnya ulah para pendosa.
Dia bukan seorang yang jahat, itulah yang harus aku katakan. Dia lebih baik dari apa yang semestinya terjadi pada seseorang seperti dia.
Kekuatan untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai Rasul.
Sebagaimana diberitakan suaranya seakan-akan tercekik oleh isak tangis, dan itu tampak bagai suara air dalam panci diatas api yang mulai mendidih.
Pada hari wafat beliau satu-satunya harta beliau berupa beberapa keping uang logam yang sebagian untuk memenuhi hutang dan sisanya diberikan kepada orang yang membuutuhkan yang datang kerumahnya, sebagai amal.
Pakaian ketika beliau menghembuskan nafas terakhir, penuh tambalan (yang ia jahit sendiri).
Dimana cahaya telah menyebar keduani, sementara rumah beliau dalam kegelapan karena tidak ada minyak untuk lampu.
***************************
Keadaan sekitar telah berubah, tetapi Nabi Tuhan ini tidak berubah.
Dalam kemenangan atau didalam kekalahan.
Dalam kekuasaan atau kesengsaraan, didalam kejayaan atau kemiskinan.
Beliau adalah seorang lelaki yang sama, memperlihatkan pribadi yang sama.
Bagaikan semua petunjuk dan hukum Tuhan, Nabi Muhamamd ini tidak goyah sedikitpun.
Bersambung
0 Comments:
Post a Comment