Ahlan Wa Sahlan

IQRO ( BACALAH )

Bacalah dirimu, Bacalah dari apa engkau dijadikan

Bacalah kejadian demi kejadian, Bacalah masa lalu, dan apa-apa yang ditinggalkan, Bacalah masa kini, dan apa-apa yang ada disekitarmu, Bacalah masa yang akan datang dan apa-apa yang akan dan tentu terjadinya.

Sungguh ALLOH telah memberimu berlimpah-limpah, dan tegak kanlah kebenaran itu dengan daya juang yang tak kenal payah dan henti ( sabar),......................

Selamat datang ana ucapkan kepada akhi dan ukhti, semoga apa yang tertulis di blog ini bermanfaat bagi kita dalam menSyiarkan Islam, serta sebagai media bagi kita untuk saling bersilaturahmi.

Kritik dan saran dapat di sampaikan ke is.majid@gmail.com

Wassalam

AddThis

Bookmark and Share

Senin, 12 November 2007

Ma'rifatur Rasul . Bag. 7 (Selesai)

Basmalah


<><><><><><><><><><>
Muhammad Rasulullah
<><><><><><><><><><>

Bagian 7


Taken from :
Muhammad dimata tokoh Hindu
(Muhammed The Prophet of Islam)
oleh : Prof. K.S. Rama Krishna Rao,
Kepala jurusan Filsafat pada Akademi Kesenian Maharani, Mysore-India.
Diterjemahkan oleh : Luthfi B.
Penerbit : H.I. Press Indonesia - September 1994
------------------------------------------------------------------

Nabi yang sangat Manusia
*******************************


Ini adalah tujuan terakhir bagi manusia; untuk menjadi tuan rumah didalam semesta dan menyaksikan ketentraman jiwanya bersama Tuhannya, yang tidak hanya Tuhannya merasa senang, tetapi diapun merasa senang bersama Tuhannya.

Kesenangan yang sempurna. Kepuasan yang sempurna. Kedamaian yang sempurna. Kasih sayang Tuhan adalah makanannya dipentas dunia ini dan dia minum
dari air mancur kehidupan.
Duka cita dan kekecewaan tidak meliputinya dan keberhasilan tidak menjadikan dia sombong dan merasa mulia.

Thomas Carlyle, tersentuh dengan filsafat kehidupan ini dan menulis :
'Dan selanjutnya juga Islam - yang kita harus tunduk kepada Tuhan dimana seluruh kekuatan kita menyerah dan terletak didalam kepatuhan kepada-Nya,
apa yang Tuhan lakukan untuk kita, bahkan kematian sekalipun, semuanya baik dan terbaik, kita serahkan (bertawakkal) kepada Tuhan.'

'Jika demikian Islam' kata Goethe, 'Bukankah kami semua hidup secara demikian (Islam), ini adalah kebijakan tertinggi yang diwahyukan surga kepada bumi kita.'

Carlyle melanjutkan, 'Perkataan manusia itu (Muhammad), adalah suara langsung dari hati nurani, manusia seharusnya menyadari dan mendengar itu, karena tidak ada yang lain, semua yang lain adalah bagaikan tiupan angin didalam perbandingan...' (Dari buku 'Heroes and Hero-Worship').

Jika keagungan tujuan, kesempitan sarana dan hasil yang menakjubkan, adalah tiga kriteria kejeniusan manusia, siapa yang berani membandingkan manusia yang memiliki kebesaran didalam sejarah modern dengan Muhammad ?

Orang-orang paling terkenal menciptakan tentara, hukum dan kekaisaran semata. Mereka mendirikan apa saja, tidak lebih dari kekuatan material yang acapkali hancur didepan mata mereka sendiri. Orang ini, Muhammad, tidak hanya menggerakkan bala tentara, rakyat dan dinasti, mengubah perundang-undangan, kekaisaran. Tetapi juga menggerakkan jutaan orang bahkan lebih dari itu, dia memindahkan altar-altar, agama-agama, ide-ide, keyakinan-keyakinan dan jiwa-jiwa.

Berdasarkan sebuah kitab, yang setiap ayatnya menjadi hukum, dia menciptakan kebangsaan beragama yang membaurkan bangsa-bangsa dari setiap jenis bahasa
& setiap ras.

Dalam diri Muhammad, dunia telah menyaksikan fenomena yang paling jarang diatas bumi ini, 'seorang yang miskin, berjuang tanpa fasilitas, tidak goyah oleh kerasnya ulah para pendosa. Dia bukan seorang yang jahat, itulah yang harus aku katakan. Dia lebih baik dari apa yang semestinya terjadi pada seseorang seperti dia.

Mereka, para sahabatnya, orang-orang Arab, yang terlahir bergumul dengannya selama 23 tahun, begitu menghormatinya.'

'Mereka orang-orang liar, mudah meledak dan cepat terseret kedalam pertikaian yang sengit. Tanpa semua ketulusan hati, keberanian yang dahsyat, kebenaran nilai dan kedewasaan, tak ada orang yang dapat memerintah mereka.
Tetapi mereka mau memanggil Muhammad sebagai Nabi, sebagai pimpinan, dan sebagai manusia yang harus mereka hormati dan mereka patuhi.

Disana Muhammad berdiri bertatap muka dengan mereka, nyata tidak tersembunyi dalam suatu misteri, ia menjahit jubah panjangnya dan memperbaiki sepatunya sendiri. Bertempur, menasehati, memerintah ditengah-tengah mereka, mereka tentu menyaksikan seorang macam apakah Muhammad itu sebenarnya.

Panggillah dia dengan panggilan sesukamu, tidak ada kaisar dengan mahkotanya yang dipatuhi secara ikhlas seperti laki-laki ini, dalam jubah panjangnya yang dijahit sendiri.

Selama dua puluh tiga tahun dengan cobaan-cobaan sungguh berat. Saya menemukan sesuatu dari diri seorang pahlawan sejati ini yang diperlukan untuk itu semua.

Bahkan seorang pendeta Nasrani pun mengeluarkan kata simpatinya kepada Nabi yang agung ini, adalah pendeta Bosworth Smith :

'Kepala negara juga kepala gereja, dia adalah Kaisar dan Paus sekaligus, tetapi dia adalah Paus tanpa memiliki pretensi Paus, dan Kaisar tanpa mahkota,
tanpa tentara yang siap, tanpa pengawal, tanpa kekuatan polisi, tanpa penghasilan yang tetap.

Jika ada seseorang yang mempunyai hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh suatu hak yang bersifat ke Tuhanan, itulah Muhammad.
Sebab dia mempunyai semua kekuatan tanpa semua dukungan itu, dia tidak dipelihara dengan pakaian kekuatan. Kesederhanaan dari kehidupan pribadinya sesuai dengan kehidupan masyarakatnya.'

Setelah kota Mekkah jatuh, lebih dari satu juta mil persegi tanah terletak dibawah telapak kakinya.
Penguasa Jazirah Arabia ini tetap saja menjahit sendiri sepatunya dan pakaian dari bahan yang kasar, memerah susu kambing, meniup tungku menyalakan api dan mengunjungi keluarga-keluarga miskin. Seluruh kota Madinah dimana beliau tinggal, berkembang dengan amat pesat dimasa hidupnya.

Dimana-mana ada emas dan perak dengan cukup, namun dihari-hari kemakmuran tersebut, berminggu-minggu berlalu tanpa api menyala ditungku raja Arabia ini.

Makanannya kurma dan air putih.
Keluarganya kelaparan beberapa malam berturut-turut karena mereka tidak mendapatkan sesuatu untuk dimakan dimalam hari.

Beliau tidak tidur diatas tempat tidur yang empuk tetapi diatas tikar setelah hari-hari sibuknya yang panjang, menghabiskan sebagian besar malamnya dengan sembahyang, tak jarang hingga mencucurkan air mata sebelum sang Pencipta mengabulkan permohonan beliau akan kekuatan untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai seorang Rasul.

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu menjadi murtad ?
Barangsiapa yang murtad, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. 3:144)

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. 33:40)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah." (QS. 33:21)

Selesai.
Semoga Bermanfaat.

0 Comments: