Ahlan Wa Sahlan

IQRO ( BACALAH )

Bacalah dirimu, Bacalah dari apa engkau dijadikan

Bacalah kejadian demi kejadian, Bacalah masa lalu, dan apa-apa yang ditinggalkan, Bacalah masa kini, dan apa-apa yang ada disekitarmu, Bacalah masa yang akan datang dan apa-apa yang akan dan tentu terjadinya.

Sungguh ALLOH telah memberimu berlimpah-limpah, dan tegak kanlah kebenaran itu dengan daya juang yang tak kenal payah dan henti ( sabar),......................

Selamat datang ana ucapkan kepada akhi dan ukhti, semoga apa yang tertulis di blog ini bermanfaat bagi kita dalam menSyiarkan Islam, serta sebagai media bagi kita untuk saling bersilaturahmi.

Kritik dan saran dapat di sampaikan ke is.majid@gmail.com

Wassalam

AddThis

Bookmark and Share

Jumat, 12 Desember 2008

Enam Karakter Penghuni Neraka

Assalamu’allaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.


Innalhamada lillaah. Shalli wa sallim ‘alaa rosuulillaah.
Wa ba’d.

Semoga kita selalu sehat dan bahagia dan Tetap Semangat ! dalam lindungan ALLOH SWT

Manusia memiliki karakter-karakter yang, meskipun tempatnya di benak masing-masing namun, akan membawa banyak sekali pengaruh dalam pola laku dalam kehidupannya di alam nyata. Seperti para motivator selalu katakan; akal/pikiran, dimana karakter manusia dibentuk, akan menentukan sukses, bahagia, sejahtera, bahkan masuk surga atau neraka seseorang. Manusia yang hidup dengan penuh syukur, positif thinking/husnudzdzann, yakin, istiqomah, sabar, tawakkal akan mempunyai kehidupan yang jauh lebih berkualitas dibandingkan manusia yang selalu mengeluh, mengingkari kebenaran, negative thinking/su’udzann, penuh keraguan, inkonsisten, dan tidak berlaku sabar. Bermula dari watak dan karakter inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang pada ghalibnya akan menentukan layak atau tidaknya seseorang untuk mendapat surga Allah atau justeru terjerembab ke dalam Jahannam yang bergejolak.

Tentu kita berharap dan berusaha agar kita tidak memiliki karakter dan watak yang akan membawa kita terjerumus dalam neraka. Namun berharap saja tidaklah cukup. Kita harus berusaha mengenali karakter-karakter manusia ahli neraka itu dan sekuat ghirah dan azzam untuk menghindarinya.


Al-Quran Surat Qaaf ayat 24 s/d 26 memuat beberapa karakter penghuni neraka yang mungkin saja pernah hinggap dalam diri kita;

1. Kaffaar
Sangat ingkar. Bahkan Abu Jahal tahu persis bahwa yang dibawa oleh keponakannya itu adalah kebenaran. Abu Lahab tahu persis bahwa keponakannya itu adalah Al-Amin. Bahkan Umayyah dan para begundalnya mengenalnya seperti mengenal anak kandungnya sendiri. Tetapi mereka tetap dalam kemusyrikan dan kekafiran, tidak mau menerima kebenaran yang dibawa Muhammad SAW. Kebenaran dipaparkan secara gamblang dengan segala macam bukti kepada mereka, tetapi mereka berlaku kaffaar hanya karena takut hegemoninya atas masyarakat hilang.

2. ‘Aniid
Keras Kepala. Pembangkang. Tidak mau menerima nasihat meski tahu persis nasihat itu baik dan benar. Orang yang kaffaar secara otomatis akan menjadi ‘aniid sebagai konsekuaensi lanjutannya.

3. Mannaa’ lilkhoir
Sangat menghalangi kebaikan. Sangat tidak rela bila orang lain melakukan/mendapat kebaikan lalu berusaha keras menghalanginya. Sebaliknya, ia akan sangat gemar menganjurkan kejahatan dan ma’shiat. Ramai-ramai unjuk rasa meminta Gerakan Syahwat Merdeka dibiarkan merajalela dengan menolak aturan yang akan memberangusnya.

4. Mu’tad
Melanggar batas. Hidup telah diatur oleh Sang Pencipta dengan ketentuan-ketentuan, batasan-batasan, hukum-hukum dan keserasian yang seluruhnya diperuntukkan buat kehidupan yang baik bagi manusia. Namun ternyata, sebagian manusia menganggap batasan-batasan itu mempersempit ruang kebebasannya. Mempersempit ruang berekspresinya. Mengancam kesenangan pribadinya. Lalu tampillah ia dengan segala kepongahannya berusaha above the rule. Menerabas segala hukum dan etika untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Menjadi pendukung utama Gerakan Syahwat Merdeka.

5. Muriib
Peragu. Selalu ragu-ragu alias tidak yakin terhadap kebenaran yang disampaikan Allah dan RasulNya. Mempertanyakan segala hal yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah yang jelas kebenarannya dengan penuh keraguan. Bahkan menularkan keraguan itu kepada orang lain sehingga orang-orang disekitarnya menjadi kacau keyakinannya. Mengekspose keraguannya itu secara besar-besaran di media massa dan dengan bangga menyebut dirinya pembaharu dan intelektual muslim. Dengan dada busung mengatakan kita perlu re-interpretasi atas ayat lalu melahirkan tafsir kontemporer yang ujung-ujungnya adalah kekacauan dan kesesatan.

6. Ja’ala Ma’allahi ilaahan aakhor
Menyembah sesembahan lain beserta Allah. Percaya pada Allah tetapi tetap mendatangi dukun-dukun untuk dimintai bantuannya. Percaya Allah penguasa alam semesta tetapi yakin bahwa dollar juga adalah yang maha kuasa. Shalat dilakukan tetapi minta “penguasa laut selatan” tidak marah dengan menaburkan sesaji. Jadi kemusyrikan itu bukan tidak percaya dan tidak menyembah Allah, tetapi percaya, yakin dan melakukan perbuatan yang membuat Allah tidak Maha Kuasa sendirian. Membuat Allah seolah memerlukan kekuatan lain untuk mengatur ritme kehidupan. Membuat Allah memerlukan sekutu untuk mengurus alam semesta.

“ Allah berfirman : " Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat ." Q.S. Qaaf : 24-26.

Dapatkah kita terhindar dari 6 karakter penghuni neraka itu ?
Tentu saja bisa !
Hanya saja perlu usaha, upaya dan latihan terus menerus untuk dapat mewujudkannya.
Yakinlah, dengan tetap semangat !
kita pasti bisa.


Wallahulmuwaffiq.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

1 Comment:

Lilis Indrawati said...

Auzdhubikalimatillahittammati minsyarri ma kholaq.....