Ahlan Wa Sahlan

IQRO ( BACALAH )

Bacalah dirimu, Bacalah dari apa engkau dijadikan

Bacalah kejadian demi kejadian, Bacalah masa lalu, dan apa-apa yang ditinggalkan, Bacalah masa kini, dan apa-apa yang ada disekitarmu, Bacalah masa yang akan datang dan apa-apa yang akan dan tentu terjadinya.

Sungguh ALLOH telah memberimu berlimpah-limpah, dan tegak kanlah kebenaran itu dengan daya juang yang tak kenal payah dan henti ( sabar),......................

Selamat datang ana ucapkan kepada akhi dan ukhti, semoga apa yang tertulis di blog ini bermanfaat bagi kita dalam menSyiarkan Islam, serta sebagai media bagi kita untuk saling bersilaturahmi.

Kritik dan saran dapat di sampaikan ke is.majid@gmail.com

Wassalam

AddThis

Bookmark and Share

Jumat, 02 November 2007

Heboh Nabi Nabi Baru

Heboh! “Nabi-nabi baru” bermunculan. Semua mengaku memperoleh ‘wahyu’ dari Tuhan. Ajarannya sebagian mirip-mirip dengan Islam. Punya aturan sendiri, ibadah sendiri dan kitab suci tersendiri. Ada yang gerakannya menginternasional seperti Ahmadiyah, ada yang kelas local kayak yang di pojok Selatan Bekasi, atau di bagian barat Pulau Jawa.

Bahaya, gerakan nabi baru ini mengecoh sebagian orang dan kadang ditunggangi muatan politik. Umat Islam mesti waspada.

Isu Kadaluwarsa

Orang yang mengaku-ngaku nabi setelah Nabi Muhammad tidak Cuma ada di zaman ini saja. Ketika Nabi masih hiduppun, tercatat beberapa nama pembual besar mengaku sebagai nabi. Ambil contoh diantaranya Musailamah Al-Kadzdzab yang berkuasa di daerah Yamamah. Ia mengaku sebagai nabi dan menikahi seorang wanita yang konon juga mengaku sebagai nabi. Inilah orang yang mula-mula mengaku menjadi nabi. Berkenaan dengan ‘nabi baru’ ini, 14 abad yang lalu Rasulullah bersabda:

“Tidaklah tegak hari kiamat sampai muncul para dajjal pendusta yang jumlahnya mendekati 30 orang, semuanya mengaku sebagai rasul Allah.”(HR. Muslim)

Tak berhenti di zaman Nabi dan para sahabat, kisah nabi palsu terus bergulir sepanjang sejarah kehidupan umat. Ketokohan dalam spiritual atau kultus individu punya peluang untuk mengulirkan isu nabi baru. Isu ini bukan monopoli dan ‘trend’ satu zaman saja. Selalu ada dari zaman ke zaman. Celah inilah yang terkadang digunakan oleh musuh Islam menciptakan tokoh-tokoh pembual yang mengaku sebagai nabi. Tujuannya tak lain adalah mengacaukan shof (barisan) kaum muslimin.beberapa sosok mereka antara lain :

1. Musailamah Al-Kadzdzab (pendusta besar)

Musailamah mulanya masuk ke dalam dienul Islam. Ia berdiam di daerah Yamamah. Kebaikannya (kemurahan) membuat para pengikutnya menyebutkan sebagai Ar-Rahman, sebuah nama yang hanya boleh dipakai oleh Allah saja. Ia pun berbangga dengan sebutan yang diberikan oleh kaumnya tersebut. Namun akhirnya tak terdegar sebutan Musailamah Ar-Rahman. Yang akrab di telinga orang adalah Musailamah Al-Kadzdzab.

Entah setan mana yang merasuki, tiba-tiba saja muncul idenya menobatkan diri menjadi nabi. Pengikutnya, orang Yamamah yang kadung cinta sama dia, 100% mendukung kenabiannya. Jadilah ia ‘nabi baru’.

Bersamaan dengan pengakuannya tadi, Musailamah pun mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad yang isinya ajakan untuk membagi kekuasaan bumi menjadi dua, untuk Nabi Muhammad dan untuknya sebagai nabi baru. Payah memang, dikiranya kenabian itu ajang bagi-bagi wilayah teritorial. Nabipun membalasnya dengan mengungkapkan kedustaan Musailamah.

Dizaman Abu Bakar Ash-Shidiq, beliau mengirimkan ekspedisi khusus untuk memerangi Musailamah dan para pengikutnya. Pasukan muslimin dipimpin oleh Khalid bin Walid. Di medan perang Yamamah akhirnya Musailamah terbunuh. Sebagian pengikutnya tewas sia-sia dan sebagian yang lain bertobat dan masuk Islam kembali.

Selepas Musailamah lengser, masih di Jazirah Arab, Thulaihah pun memproklamirkan diri sebagai nabi. Syukurnya, para sahabat masih ada kala itu. Ekspedisi pasukan Islam pun diturunkan kembali untuk menghentikan gerakan nabi ini. Belum lama fitnah Thulaihah reda, muncul pula Habalah bin Ka’ab dengan modus operandi yang sama, mengangkat diri sebagai nabi.

Tak segan para sahabat menumpas pergerakan para nabi baru ini sampai akar-akarnya. Dan riwayat nabi-nabi ini memang biasanya berakhir tragis dan hina, sebagai salah satu bukti nyata bahwa kenabian mereka hanyalah isapan jempol belaka.

2. Mirza Ghulam Ahmad

Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi yang diciptakan pemerintah Inggris yang berkuasa di India Pakistan kala itu. Awalnya, pemerintah Inggris sangat gemas dengan sepak terjang aktivis Isalam yang tak kooperatif. Orang-orang Islam yang komit dengan Islamnya tidak mau bekerjasama dengan colonial Inggris. Bahkan mereka menyatakan bahwa perang melawan colonial Inggris adalah jihad suci yang menjanjikan pahala besar. Berbagai usaha yang dilakukan Inggris sering mentah dan kandas.

Mengalihkan sikap kaum muslimin ini, pemerintah Inggris berusaha menciptakan boneka-boneka hidup yang ditanam di tubuh umat Islam. Maka dipilihlah Mirza Ghulam Ahmad. Kondisi kejiwaan sang nabi yang memang cinta popularitas, mendukung kepalsuan yang dibuat oleh Pemerintah Inggris. Dengan penuh ketundukan, ia rela membolak-balikkan agama Islam sehingga muncullah sebuah agama baru, Ahmadiyah.

Lumayan sukses juga trik colonial Inggris ini, terbukti dengan makin bertambahnya pengikut gerakan Ahmadiyah, sampai akhirnya menjadi gerakan dakwah yang menginternasional. Dukungan moral dan dana dari pemerintah Inggris membuat organisasi ini begitu pesat berkembang. Tak heran jika Ustadz Ahmad Haryadi eks da’I Ahmadiyah Indonesia menyatakan bahwa pasokan uang ke kantongnya tak pernah telat selama menjadi da’I Ahmadiyah.

Ahmadiyah selain punya nabi sendiri yaitu si “Ahmad”, ia pun punya kitab suci yang berbeda dari Al-Qur’an yang diberi nama ‘Tadzkirah’ walaupun tidak diakui oleh kelompok ini. Isinya adalah bajakan dari ayat-ayat Al-Qur’an, dibolak-balik, potong sana dan sambung sini. Tak layak disebut kitab suci walaupun Ahmadiyah menyakini keotentikannya.

Di negerinya sendiri, konon gerakan Ahmadiyah tidak diakui. Sampai para ulama Pakistan mengeluarkan fatwa tentang kafirnya para pengikut Ahmadiyah ini.

3. Lia Aminudin dan nabi-nabi yang lain

Selain Musailamah dan Mirza Ghulam Ahmad, masihbanyak lagi mereka yang mengaku sebagai nabi. Baik gerakan local maupun internasional. Yang terdekat, Di Sulawesi Selatan, ada nabi baru yang namanya Ali Taetang Laikabu (1974). Gerakannya local saja, hamper tak terdengar. Seakan tidak mau kalah dengan Ali, di Pulau Laut Kalimantan Selatan pada tahun 1979 Rasyidi menobatkan diri menjadi nabi. Dan konon di tahun 1986, Teguh Esha penulis novel “Ali Topan Anak Jalanan” pun mengaku sebagai rasul di bawah lembaga pencetak para rasul, Lemabag Kerasulan. Sedangkan di kota Bandung, orang yang mengaku menjadi nabi itu bernama Muhammad Mahyo Mahmud Marzuki.

Dua tahun menjelang tahun 2000, Lia Aminudin yang mengaku sebagai Imam Mahdi dan Maryam menobatkan sebagai Nabi Isa. Agama Salamullah berdiri pula, mengiringi kelahiran kembali sang nabi dan ibunya.

Dan pada bulan ini (Oktober 2007) berkembang aliran sesat yang meresakan dikalangan umat Islam, aliran yang bernama Al-Qiyadah Al-Islamiyah ini yang didirikan oleh Ahmad Moshaddeq alias H. Salam yang cikal bakal pendirian di Kampung Gunung Sari, Desa Gunung Bunder, Bogor ini sudah mulai merambah ke propinsi lain di Indonesia(Pent.)

Banyak orang yang tergaet sudah dengan isu nabi baru. Dan mereka masih terus mencari mangsa baru untuk dimasukkan dalam daftar pesertanya. Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada lagi nabi-nabi palsu lainnya yang semuanya adalah jelas-jelas para pendusta. Munculnya sekte-sekte yang baru, membidani pula lahirnya nabi-nabi baru yang lainnya.

Sikap Kaum Muslimin

Kenabian dan kerasulan telah berakhir. Nabi Muhammad adalah pamungkas seluruh nabi dan rasul. Tidak akan lagi ada nabi dan rasul setelah Beliau. Inilah keyakinan dalam syariat Islam. Jadi, kalau ada yang mengaku-ngaku nabi, entah itu tetangga kita, atau teman kita barangkali, atau orang yang kita tidak kenal, maka jelas orang itu jelas pembohong. Ingat riwayat berikut :

“Rasulullah keluar menuju perang Tabuk, dan beliau mewakilkan Ali (untuk tinggal di kota Madinah), maka Ali pun berkata, “Apakah engkau tinggalkan aku dengan para wanita dan anak-anak?” Rasulullah bersabda, “Apakah engkau tidak rela apabila kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa, namun tidak ada nabi setelahku.”(HR. Bukhari)

Para ulama Islam sepakat bahwa mereka yang mengaku mendapatkan nubuwah setelah Rasulullah berarti telah keluar dari Islam. Tidak hanya yang mengaku, mereka yang hanya membenarkan kenabiannya saja, maka dianggap keluar dari Islam. Sampai mereka yang diam, tidak menyalahkan ‘kenabian baru’ tersebut, maka berarti dia telah keluar pula dari ajaran Islam. Na’udzubillah.

Masih Berlanjut

Isu nabi baru memang tidak berhenti pada Musailamah, Thulaihah, Mirza Ahmad, Lia aminudin, dan lainnya. Masih mungkin muncul Musailamah-Musailamah yang lain yang mengaku sebagai nabi.

Sebenarnya, isu nabi baru itu tidak akan laku jika aqidah umat Islam mantap. Mungkinmereka akan berteriak-teriak danmengiklankan diri dimana-mana, namun percuma jika yang ditawari sudah mengetahui kebohongan tawaran tadi.

Akhirnya, tidak ada yang lebih pas bagi generasi muda Islam kecuali tambah bersemangat mempelajari Islam. Jangan lupa juga berdoa supaya hati inidikokohkan Allah dalam kebenaran. Allahumma tsabit qalbi ala dienika.

Sumber : Majalah El-Fata edisi 4/II/2002, Hal. 20-22

0 Comments: